top of page

Harapan & Kenyataan Dalam Menjadi Ibu.

Updated: Mar 16, 2020


Pertama kali saya mengetahui bahwa saya hamil, saya mulai melakukan banyak penelitian tentang bayi dan menjadi seorang ibu, oh! Saya membuat banyak daftar hal yang harus dilakukan untuk bayi kita, hal-hal yang harus dibeli untuk bayi kita, aturan yang harus ditetapkan dan bagaimana kita akan membesarkannya.


Fast forward ke waktu dimana air ketuban saya pecah. Begitu melihat air ketuban keluar begitu saja percayalah, semua rencana yang saya susun rapi berantakan semua. Saya cuma kepikiran satu hal, bagaimana melahirkan bayi ini dengan selamat.

Sampai rumah sakit karena air ketuban saya pecah jam 4 subuh jadi jalanan masih sepi. Saya berpegangan teguh pada rencana saya untuk melahirkan normal dan saya percaya diri ketika bidan cek pembukaan saya sudah masuk pembukaan 3 dan kontraksi nya bagus dan kuat. Tapi saya hanya diberikan waktu 12 jam untuk melahirkan kalau tidak dokter kandungan saya akan melakukan induksi dan itu adalah satu-satunya hal yang saya tolak. Saya mau kalau persalinan normal tidak bisa saya langsung melakukan c-section secepat mungkin karena khawatir air ketuban saya mulai habis.


Cerita sedikit saya dulu waktu lahir premature lewat c-section karena mama saya mengalami infeksi saluran pipis yang membuat dia harus minum antibiotik yang menghabiskan air ketubannya, jadi waktu dioperasi kondisi air ketuban sudah kering saking kering nya saya sampai menempel di plasenta dan terkena pisau operasi dibagian dahi sedikit saking sulitnya proses persalinan itu.


Saya jelas gak mau hal yang sama terjadi dengan Aksara makanya saya minta c-section secepatnya. Tapi tiba-tiba bidan bilang jangan karena sayang-sayang ini kepala bagi sudah dibawah sekali, padahal sudah hampir 12 jam dan pembukaan saya mandek di 5 saja. Akhirnya dokter kandungan saya yang lebih rasional memberikan lampu hijau untuk c-section. Setelah lahir ternyata Aksara terlilit tali pusar makanya pembukaan gak naik-naik. Disitu saya jadi yakin kalau naluri saya sebagai ibu mungkin memang kuat dalam memutuskan apa yang baik untuk Aksara.


Aksara juga lahir dengan berat badan yang sangat jauh lebih rendah dari perkiraan dokter dikarenakan hemoglobin saya yang juga sangat rendah jadi hemoglobin yang kurang itu juga kurang membawa makanan dan oksigen untuk Aksara selama kehamilan. Dia lahir dengan berat 2600gr.


Pulang kerumah menjadi 2500gr dan ASI saya masih seret banget, saya maksa buat kasih ASI eksklusif tapi kata DSA Aksara sebaiknya ditambah sufor dulu untuk naikin berat badan Aksara supaya gak semakin turun apalagi dia juga kuning sekali. Rencana saya kembali buyar dan sulit sekali menerima kenyataan bahwa yang penting itu asupan nya bukan masalah ASI atau sufor pada saat itu. Saya merasa sangat gagal.


Tetapi untungnya di usia 4 bulan Aksara sudah bisa menyusu ASI full bahkan menolak botol susu sama sekali walaupun itu isinya ASI yang di pompa. Untungnya lagi selama 4 bulan itu saya berhasil menambah ASI saya berkat beberapa suplemen alami yang saya konsumsi.


Ditengah semua struggle saya dan Aksara yang masih sama-sama menerka-nerka orang diluaran sana banyak yang ngomongin kenapa kasih sufor kenapa c-section dan bla... bla.... saya gak bisa bilang saya gal terpengaruh jelas saya terpengaruh karena tanpa penilaian dari mereka aja saya udah nyalahin diri saya setiap hari karena gak bisa jadi ibu yang seutuhnya. In fact gak ada tuh ibu seutuhnya karena semua ibu dengan caranya masing-masing ya adalah ibu seutuhnya!


Malah saya baca katanya alasan kenapa seorang ibu tidak bisa menyusui langsung bayi nya itu karena kurang nya support dan terlalu banyaknya stress yang ia alami. Jujur bulan pertama setelah kelahiran Aksara saya stress berat dan menangis terus tanpa alasan yang jelas. I blame myself every second of the day.


Saya liat Aksara kaya liat anak sakit dan gak bisa nerima kenyataan kalo dia itu thriving, saya selalu mikir ada yang salah sama dia.


Ngeliat kebelakang sekarang saya kadang punya penyesalan. Andaikan saya gak stress strees amat dan ambil santai aja mungkin saya bisa lahirin dia normal atau kasih dia ASI eksklusif tapi dibalik semua kejadian itu saya bersyukur dengan segala hal seru yang mewarnai masa-masa membesarkan Aksara bahkan sampai hari ini.


Sekarang saya ambil santai aja semua nya toh dia bayi yang sehat dan bahagia aja.


Mungkin saran buat calon Ibu baru diluar sana. Semua gak akan berjalan seperti rencana kalian atau harapan kalian. Begitu bayi kalian lahir boro-boro mau mikirin rencana-rencana semua buyar tapi itu gapapa, itulah bagian terbesar dari menjadi seorang ibu, kalian sering nya gak tau apa yang harus kalian lakukan tapi kalian lakukan yang terbaik pada akhirnya, itu pasti karena kalian seorang ibu dan naluri kalian soal anak kalian tidak akan salah.


Jangan harapkan perjalanan yang indah penuh pelangi dan bunga-bunga karena yang ada puting kalian akan sakit dan berdarah di minggu pertama menyusui, kalian akan kelelahan luar biasa dan kangen banget sama tidur, kalian akan takut mandiin bayi kalian, but it is all okay and will pass!


Jangab terlalu buru-butu cemas kalo bayi kalian pilek, pake penyedot ingus dan gosokan vapor rub sambil menunggu pilek itu lewat, biasanya dalam seminggu akan pergi, jangan buru-buru obat. Banyakin nyusu ASI aja atau sufor pun gak masalah. Jangan sedih kalau gak bisa atau gak mau kasih ASI it is OKAY, it is your choice and not anyone else!


Selama bayi kalian pipis 12 kali sehari gak usah panik sama perkembangannya kecuali ia tidak naik-naik berat nya setelah lebih dari sebulan. Jangan panik kalo dia gak mau bobo di kasur atau di box, pakai gendongan dan tidurlah dengannya di sofa yang nyaman. Jangan malu minta bantuan suami atau saudara ya, you deserve that!

Bayi itu bekerja secara natural tidak berdasarkan hitungan dan aturan makanya setiap bayi berbeda dan setiap ibu berbeda juga. Lupain dulu semua rencana sempurna kalian dan fokus dalam menghabiskan waktu sama bayi kalian, percayalah mereka tumbuh sangat cepat jangan sampai kalian kelewatan.

Comentários


© 2023 by Design for Life.

Proudly created with Wix.com

bottom of page