Montessori Set Up Dirumah.
- Rumah Putih
- Mar 31, 2020
- 2 min read

Ketika Aksara mulai bisa berjalan dan mulai suka bermain sendiri saya mulai menerapkan Montessori dirumah, saya mulai mengenalkan dia kepada hal-hal yang mungkin menurut kebanyakan orang tidak terlalu anak-anak, alasanya supaya Aksara bisa eksplorasi lebih luas dan bisa belajar dari hasil eksperiman-eksperiman nya sendiri.
Kamar Tidur.


Saya mulai buka satu bagian samping box nya supaya dia bisa turun naik sendiri dari tempat tidur. Hasilnya beberapa malam setelah saya buka bagian samping box nya Aksara kalau malam terbangun bisa langsung buka pintu kamarnya sendiri dan masuk kamar saya. Pintu dirumah selalu saya buka kecuali pintu depan supaya dia bisa belajar berada diruangan sendiri tanpa harus selalu didampingi orang tua, kecuali dia masuk dapur atau kamar mandi yang berbahaya saya biasanya hanya mengawasinya dari jauh.
Selain itu saya juga buatkan gantungan tas & jacket yang rendah supaya dia bisa belajar mengembalikan topi, tas & jacket nya setelah dipakai.
Buku-buku nya saya tempatkan di rak rendah supaya dia bisa ambil dan kembalikan bukunya sendiri.
Ruang Makan.

Tidak ada perubahan banyak diruang makan dalam soal furniture, tapi saya mulai mengajarkan Aksara makan snack sendiri atau buah sediri ketika sarapan, gelas kecilpun & stainless straw saya sediakan agar dia bisa belajar minum dengan gelas normal yang bukan sippy cup.
Ruang Bermain.

Saya sulap rak buku di ruang tamu bagian bawahnya saya jadikan tempat mainan-mainan Aksara, saya susun dalam beberapa rak dan saya ajarkan Aksara untuk belajar mengambil dan mengembalikan mainannya sendiri, saya juga buatkan kompor-komporan mainan ala-ala supaya dia bisa bermain masak-masakan sebagai bentuk mengajarkan Practical Life sejak dini. Alat-alat musik kayu yang kecil juga saya sediakan supaya dia bisa eksplor soal suara-suara.
Ruang tamu sengaja saya bikin lega dan kosong supaya Aksara bisa bebas bermain dan berlarian.

Perlu diingat bahwa dengan mengajarkan anak untuk melakukan hal-hal sendiri bukan berarti kita bisa memberikan 100% kepercayaan dan tidak mengawasi anak kita. Kita juga harus memahami kalau hasil beberes nya tidak rapi dan mungkin malah menciptakan keberantakan baru, tapi yang terpenting adalah peroses bermainnya dan bagaimana memberikan anak space sendiri untuk bereksperimen dengan imajinasi nya.
Comments